Headlines News :
resize
STOP Corruption, mulai dari kita. Sekarang !!Dewan Pelaksanan Cabang Clean Governance Lamongan. Against Corruption
Home » » Waduh! Karyawan dengan Kolesterol Tinggi Terancam Potong Gaji

Waduh! Karyawan dengan Kolesterol Tinggi Terancam Potong Gaji

Written By Unknown on Wednesday, October 10, 2012 | 11:00 PM

 
Ilustrasi (dok: Thinkstock)

Jakarta, Punya karyawan yang sakit-sakitan bisa menjadi beban tersendiri bagi perusahaan. Karena itu muncul usulan agar perusahaan di Amerika Serikat menerapkan sistem potong gaji bagi karyawan yang tidak bisa menjaga kadar kolesterol normalnya.

Bagi orang dewasa dengan sistem metabolisme yang masih bagus, kadar kolesterol yang tinggi memang identik dengan makan enak dan kurang olahraga. Makan daging berlemak dan goreng-gorengan tanpa diimbangi olahraga bisa membuat kadar kolesterol dalam darah meningkat.

Cukup beralasan jika kadar kolesterol tinggi pada orang tertentu dilihat sebagai bentuk kurangnya tanggung jawab untuk menjaga kesehatan masing-masing. Dari sisi ini, perusahaan punya alasan untuk memotong gaji sebagai bentuk pembinaan alias hukuman.

Namun jangan khawatir, ada pula hadiah atau rewards yang disediakan bagi karyawan yang punya kepedulian untuk menjaga kesehatan. Misalnya bagi karyawan melakukan skrining kesehatan, ada insentif alias bonus sekitar US$ 50 atau sekitar Rp 480 ribu.

"Perusahaan-perusahaan sedang berjuang agar karyawan peduli dengan kesehatannya masing-masing, sementara insentif dalam bentuk uang makin penting dalam melengkapi upaya tersebut," kata Tom Billet, konsultan sumber daya manusia dari Towers Watson seperti dikutip dari Foxnews, Kamis (11/10/2012).

Meski begitu, gagasan untuk memasukkan hasil tes kesehatan individual para karyawan dalam perhitungan gaji diyakini bakal memicu kontroversi. Bagaimanapun, tidak semua orang bisa dengan mudahnya mengontrol kesehatan dan pastinya tidak ada satupun karyawan yang mau sakit.

"Anda tidak bisa menghukum karyawan jika mereka punya riwayat kondisi tertentu di keluarganya, atau karena kondisi genetik tertentu. Selain itu juga ada beberapa permasalahan yang menyangkut privasi, tergantung siapa yang menjalankan program dan apakah informasi itu tetap terjaga kerahasiannya," kata Prof JoAnn Volk, seorang pakar kebijakan kesehatan dari Georgetown University.

(up/ir)
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

gif animator

Sponsor

gif animator

Popular Posts

Chat admin

Recent Post

gif animator

Total Pageviews

 
Support : Creating Website | SMI Template | Suara Lamongan Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. suara lamongan - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Sentra Media Informatika