(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Kalau
menyangkut urusan ranjang, pria biasanya adalah pihak yang lebih aktif
ketimbang wanita. Namun adakalanya pria jenuh dan mengharapkan
pasangannya agar lebih menginginkan seks. Sebuah penelitian menemukan
bahwa wanita yang menginginkan seks memiliki standar yang tinggi.
Peneliti dari Bar Ilan University di Israel melakukan penelitian terhadap 78 orang pria dan wanita. Para peserta diminta mengisi survei yang menanyakan apakah mereka setuju dengan pernyataan seperti; 'Keinginan seks saya seringkali lebih kuat daripada pasangan' dan 'Berhubungan seks tidak masuk dalam daftar prioritas saya'.
Dari jawaban para peserta, peneliti dikelompokkan dan diidentifikasi sebagai 'hiperaktif seksual', yaitu memiliki keinginan seksual yang tinggi, ataukah 'non aktif seksual', yaitu cenderung menekan keinginan dan perilaku seksual.
Para peserta kemudian diminta menonton video pria dan wanita yang berbicara tentang dirinya sendiri, lalu ditanya seberapa besar keinginannya untuk memiliki hubungan jangka pendek dengan orang-orang dalam video. Orang-orang di video sebelumnya telah dinilai daya tariknya oleh sebuah panel yang terdiri dari 60 orang.
Dalam laporan yang dimuat Journal of Research in Personality, peneliti menjelaskan bahwa pria hiperaktif maupun non aktif cenderung menyukai wanita yang menarik. Namun pria hiperaktif seksual lebih besar keinginannya untuk memiliki hubungan jangka pendek dengan wanita yang dinilai kurang menarik.
Pada dasarnya, pria hiperaktif seksual menganggap wanita mana pun cukup baik untuk hubungan jangka pendek. Berbeda dengan pria, wanita yang hiperaktif seksual cenderung memilih pria yang lebih menarik ketimbang pria yang biasa-biasa saja.
"Sifat hiperaktif seksual tampaknya membuat pria jadi kurang selektif namun membuat wanita jadi lebih selektif. Pria yang merasa hiperaktif seksual melihat hubungan jangka pendek sebagai upaya untuk memenuhi tujuan seksualnya, sedangkan bagi wanita yang hiperaktif, kebutuhannya untuk hubungan jangka pendek lebih kompleks," kata para peneliti seperti dilansir Counsel and Heal, Jumat (15/2/2013).
Dari perspektif evolusi, wanita yang terlibat dalam hubungan jangka pendek berpotensi membesarkan dan merawat anaknya sendiri. Oleh karena itu, anak dari pasangan jangka pendek setidaknya harus memiliki gen yang baik, yaitu gen dari pria yang berpenampilan menarik.
Lebih jauh lagi, peneliti mencatat bahwa kebanyakan wanita mengandalkan strategi 'feminin' untuk memilih pria yang dominan dan menarik sebagai pasangan jangka pendek. Temuan ini mendukung teori yang didasarkan pada gagasan bahwa pria lebih sedikit berkontribusi untuk membesarkan anak dibandingkan wanita.
"Pria yang kurang mau melakukan investasi terhadap seks akan menjadi kurang selektif dibanding wanita," terang para peneliti.
(pah/vit)
Peneliti dari Bar Ilan University di Israel melakukan penelitian terhadap 78 orang pria dan wanita. Para peserta diminta mengisi survei yang menanyakan apakah mereka setuju dengan pernyataan seperti; 'Keinginan seks saya seringkali lebih kuat daripada pasangan' dan 'Berhubungan seks tidak masuk dalam daftar prioritas saya'.
Dari jawaban para peserta, peneliti dikelompokkan dan diidentifikasi sebagai 'hiperaktif seksual', yaitu memiliki keinginan seksual yang tinggi, ataukah 'non aktif seksual', yaitu cenderung menekan keinginan dan perilaku seksual.
Para peserta kemudian diminta menonton video pria dan wanita yang berbicara tentang dirinya sendiri, lalu ditanya seberapa besar keinginannya untuk memiliki hubungan jangka pendek dengan orang-orang dalam video. Orang-orang di video sebelumnya telah dinilai daya tariknya oleh sebuah panel yang terdiri dari 60 orang.
Dalam laporan yang dimuat Journal of Research in Personality, peneliti menjelaskan bahwa pria hiperaktif maupun non aktif cenderung menyukai wanita yang menarik. Namun pria hiperaktif seksual lebih besar keinginannya untuk memiliki hubungan jangka pendek dengan wanita yang dinilai kurang menarik.
Pada dasarnya, pria hiperaktif seksual menganggap wanita mana pun cukup baik untuk hubungan jangka pendek. Berbeda dengan pria, wanita yang hiperaktif seksual cenderung memilih pria yang lebih menarik ketimbang pria yang biasa-biasa saja.
"Sifat hiperaktif seksual tampaknya membuat pria jadi kurang selektif namun membuat wanita jadi lebih selektif. Pria yang merasa hiperaktif seksual melihat hubungan jangka pendek sebagai upaya untuk memenuhi tujuan seksualnya, sedangkan bagi wanita yang hiperaktif, kebutuhannya untuk hubungan jangka pendek lebih kompleks," kata para peneliti seperti dilansir Counsel and Heal, Jumat (15/2/2013).
Dari perspektif evolusi, wanita yang terlibat dalam hubungan jangka pendek berpotensi membesarkan dan merawat anaknya sendiri. Oleh karena itu, anak dari pasangan jangka pendek setidaknya harus memiliki gen yang baik, yaitu gen dari pria yang berpenampilan menarik.
Lebih jauh lagi, peneliti mencatat bahwa kebanyakan wanita mengandalkan strategi 'feminin' untuk memilih pria yang dominan dan menarik sebagai pasangan jangka pendek. Temuan ini mendukung teori yang didasarkan pada gagasan bahwa pria lebih sedikit berkontribusi untuk membesarkan anak dibandingkan wanita.
"Pria yang kurang mau melakukan investasi terhadap seks akan menjadi kurang selektif dibanding wanita," terang para peneliti.
(pah/vit)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !