Ilustrasi : http://asalasah.blogspot.com/2012/08/foto-penampakan-kentut-dari-kamera.html
Menurut para ahli, kemampuan seseorang mencium bau ada hubungannya dengan kecenderungan psikopati. Makin buruk fungsi indra penciumannya, maka makin besar kecenderungan untuk mengalami gangguan kepribadian yang dalam banyak kasus sering dikaitkan dengan tindak kekerasan.
Dalam sebuah penelitian di Macquarie University, para ahli melakukan tes psikologi kepribadian pada 70 mahasiswa yang tidak memiliki catatan kriminal. Tes yang diberikan antara lain mengungkap kadar empati, yang merupakan salah satu indikator psikopati.
Selain itu, para partisipan juga diminta untuk mencium beraneka ragam bebauan antara lain bau jeruk, kopi dan bahan-bahan dari kulit. Dengan mengandalkan indra penciumannya, para partisipan diminta untuk menebak bau apa yang sedang diciumnya.
Hasil analisis menunjukkan, partisipan yang memiliki kadar empati yang rendah cenderunga lebih banyak melakukan kesalahan dalam menebak bau. Ini menunjukkan bahwa fungsi indra penciumannya lebih buruk dibanding partisipan yang memiliki lebih banyak empati.
Diyakini, rendahnya kemampuan mengenali bau pada para psikopat disebabkan oleh gangguan fungsi otak di bagian frontal lobe. Area ini merupakan pusat kontrol impuls serta kemampuan untuk bertindak sesuai norma sosial, yang kebetulan juga berhubungan dengan fungsi penciuman.
Psikopati sendiri sebenarnya adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan pembawaan yang kalem, namun kurang memiliki empati dan memiliki kecenderungan yang impulsif. Artinya para psikopat sering melakukan sesuatu berdasarkan impuls atau dorongan sesaat.
"Para psikopat, yang dipercaya jumlahnya adalah 1 persen dari piopulasi umum, sering berupaya untuk berbohong dalam tes psikologi. Pengukuran kemampuan mencium bisa sangat membantu mengenali gejala psikopati," tulis para peneliti dalam jurnal Chemosensory Perception, seperti dikutip dari NBC News, Jumat (21/9/2012). (up/ir)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !